Yaa Nabi salam
‘alayka
Yaa Rasul
salam ‘alayka
Yaa habib
salam ‘alayka
Shalawatullah
‘alayka
“Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.” [TQS. Al-Ahzab: 56]
Pada bulan
Rabi’ul awal setiap tahunnya senantiasa diperingati hari kelahiran (maulid)
Nabi Muhammad saw. Salah satu tujuan dari peringatan Maulid Nabi saw. yang
biasa dilakukan oleh sebagian kaum Muslim pastilah menumbuhkan rasa cinta
kepada Nabi saw. sebagai wujud dari cinta kepada Allah swt. Persoalannya, cinta
kepada Allah dan Nabi-Nya, pasti menuntut sejumlah konsekuenasi tertentu, bukan
sekadar diwujudkan dengan kata-kata dan puja-puji atas Allah dan Nabi-Nya.
Dalam konteks mencintai Allah dan Nabi saw. ini, konsekuensi yang dituntut dari
kaum Muslim adalah keharusan untuk mengikuti dan meneladani apa-apa yang telah
beliau contohkan.
Mencintai dengan meneladani
Al-Zujaj juga
berkata, "Cinta manusia kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menaati
keduanya serta meridhai segala perintah Allah dan segala ajaran yang dibawa
Rasulullah saw". Cinta dalam arti yang dimaksudkan di atas merupakan
suatu kewajiban. Sebab, mencintai Allah
dan Rasul-Nya terikat dengan pengamalan syariat yang telah diwajibkan oleh
keduanya. Artinya, ketika seorang Muslim menyatakan bahwa kecintaannya yang
tertinggi adalah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dia wajib untuk
mengekspresikan kecintaannya itu dengan meneladani segala perilaku beliau dalam
segala aspek kehidupan. Allah swt berfirman:
Katakanlah,
“Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan
mengasihi kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” [TQS. Ali
Imran: 31].
Selain itu,
kecintaan pada Rasul saw. juga harus diposisikan di atas kecintaan pada hal-hal
keduniaan. Sebagaimana sabda Nabi saw:
“Tidak beriman
seorang hamba hingga aku lebih ia cintai daripada keluarganya, hartanya, dan
seluruh manusia yang lainnya”. [Muttafaq 'alaih].
Masterpiece keteladanan
Rasulullah
saw. adalah pemimpin segala bidang. Ia pemimpin umat di masjid, di dalam
pemerintahan, juga di medan pertempuran. Ia tampak seperti psikolog yang
mengubah jiwa manusia yang biadab menjadi beradab. Ia juga seorang politikus
yang berhasil menyatukan suku-suku bangsa hanya dalam waktu kurang dari
seperempat abad. Ia juga pemimpin ruhani yang melalui aktivitas peribadahannya
telah mengantarkan jiwa pengikutnya ke alam kelezatan samawiyah dan
keindahan suasana ilahiah. Allah swt. berfirman:
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”. [TQS. Al-Ahzab: 21]
Siapapun yang
mencintainya, sering mengingatnya, hendaknya ia berkeinginan untuk meneladani
dan mengikuti jejaknya serta sudah selayaknya hidup dengan menjalani perilaku
yang pernah beliau praktikkan. Sebab, beliau merupakan teladan sekaligus panutan
bagi seluruh kaum Muslim. Beliau adalah pribadi Islam pertama yang dipilih oleh
Allah untuk mengemban amanah Islam sekaligus menyampaikan, menerapkan, dan
menyebarluaskannya. Beliau adalah orang yang sangat dipercaya sekaligus orang
yang paling takut dan bertakwa kepada Allah dibandingkan dengan semua manusia.
Re-aktualisasi kecintaan
Momentum
maulid Nabi sudah selayaknya kita arahkan untuk mengingat kenikmatan yang telah
diberikan oleh Allah kepada kaum Muslim melalui kelahiran tersebut, yaitu
berupa kenyataan bahwa melalui tangan beliaulah Allah memenangkan agama ini di
atas agama-agama yang lain. Lewat perantaraan beliaulah kegelapan jahiliah
digantikan dengan cahaya Islam, hukum kufur digantikan dengan hukum Islam.
Allah Swt. memerintahkan kita untuk meneladani Rasul dalam setiap aspek
kehidupan. Allah Swt. memerintahkan kita untuk menjalankan Islam secara kaffah.
Karenanya, di bulan Rabi’ul Awwal ini tidak cukup hanya ingat akan kelahiran
Nabi Muhammad saw. saja, melainkan bagaimana kaum Muslim secara kolektif
membidani lahirnya umat Islam yang satu, diikat oleh akidah yang satu, dihukumi
oleh aturan yang satu, dan dipimpin oleh pemimpin yang satu. Wallahu a’lam
bi al-shawab.[]
=====
(Jika merasa mendapat manfaat dari tulisan ini, sila disebarluaskan)
=====
=====
(Jika merasa mendapat manfaat dari tulisan ini, sila disebarluaskan)
=====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar